28 Mei 2009

Sinopsis "Doa Yang Mengancam"

Posted by Syaikhul Mu'thi 21.18, under | No comments

MADRIM (Aming), seorang kuli angkut di pasar induk. Musibah datang bertubi-tubi, ia mempunyai banyak hutang, ditinggal istri dan diusir dari kontrakannya. Ia curhat ke temannya KADIR (Ramzi), penjaga musolah. Menurut Kadir, Madrim kurang berdoa dan shalat. Walupun Madrim mengikuti saran temannya, namun nasibnya tak kunjung berubah. Madrim pun kemudian terinspirasi untuk berdoa yang bukan saja memohon namun juga mengancam. Jika doanya tidak terkabul ia menyembah setan. Dalam keadaan putus asa Madrim pergi berkelana tak tentu arah, hingga suatu saat ia sampai di suatu padang ilalang. Tak disangka, petir menyambar Madrim, sehingga ia koma beberapa hari. Ketika madrim tersadar, ia memiliki kemampuan mengetahui keberadaan seseorang hanya dengan melihat fotonya. Kemampuannya itu dimanfaatkan polisi untuk melacak para buron. Hal itu mengusik TANTRA (Dedi Sutomo) “buron kerah putih” yang kaya raya. Tantra menculik Madrim dan menahan di apartemennya dengan memberinya gaji buta dan pengawalan ketat.

Madrim pun seketika hidup berkecukupan. Ia kemudian membayar semua hutang-hutangnya. Madrim senang. Atas saran Kadir, Madrim mengunjungi ibunya di kampung. Tetapi betapa terkejutnya Madrim saat melihat masa lalu ibunya melalui sebuah foto lama. Madrim pun syok dan memutuskan kembali ke Jakarta.

Ia pun kembali memohon, dan lagi-lagi mengancam Tuhan agar ia dibebaskan dari “kemampuan lebih”nya yang ternyata justru menyiksa dirinya. Doanya tak mempan. Malah kemampuannya justru bertambah. Ia bukan saja bisa melihat gambaran seseorang saat ini, tapi juga gambaran di masa mendatang. Madrim pun semakin tidak tenang!!

Tantra yang melihat Madrim lesu dan kesepian, berinisiatif memanggil seorang pelacur kelas atas. Ternyata pelacur itu adalah LEHA (Titi kamal), istri Madrim! Madrim merayunya agar Leha mau hidup bersama lagi seperti dulu. Tetapi Leha memilih jalan lain.

Madrim sangat terpukul. Ia memutuskan “membuang” semua kekayaannya. Madrim pun memutuskan untuk pergi ke padang ilalang. Ia berteriak memanggil petir agar menyambarnya, dengan harapan kekuatannya hilang dan ia kembali menjadi manusia biasa. Berhari-hari Madrim bergolek di padang ilalang sampai nyaris mati lemas, tapi petir tak kunjung datang.

Kadir dan orang-orang desa yang menemukan Madrim berdoa untuk keselamatannya. Madrim merasa iri pada orang-orang yang masih bisa berdoa, karena dirinya sudah takut berdoa. Kadir menyarankan agar Madrim bersikap tawakal.

Apakah Madrim akan mendapatkan kebahagiaan sesungguhnya ?.. Penasaran? Lo penasaran, tonton j dch ni film. Bagi yang udah nonton gimana, bagus kan?


sumber : http://www.brokencode.biz

0 komentar:

Posting Komentar

Tags

Aku hanyalah

Foto saya
Dilahirkan di kota yang terkenal dengan sebutan Jepangnya Indonesia, Warteg, Ngapakz dan sebutan2 lainnya, Tegal tercinta, pada 4 September 1989. Belajar dari pengalaman yang telah diperoleh selama masa remajanya, penulis memiliki sebuah kata-kata mutiara yang mungkin bisa direnungi bersama, " Ayo Podho Ngamal Nganggo Ngilmu…" Sebuah pesan singkat yang mengajak kita untuk menyeimbangkan antara ilmu untuk akhirat dan ilmu untuk keduniawian, dengan mengharap satu tujuan, bertemu Sang Kekasih Abadi, Sang Pujaan hati.

Blog Archive

Beautiful Say

3 Obat Stress :

1. Anggap Suatu Tuntutan Sebagai Tantangan Yang Pasti Bisa Diselesaikan;

2. Terus Belajar Untuk Menambah Pengetahuan ; Dan

3. Sharing Dengan Teman Sebagai Suatu Hiburan.



-terupdate-

Popular Posts